Demi menanggapi permintaan para pembaca, saya selaku admin blog http://beritabulutangkis.blogspot.com merubah penampilan blog ini dan melakukan beberapa penyesuaian.
Terima kasih atas saran dan masukannya.
Admin.
Indonesia's Badminton Hi-Lite
telusuri
Tuesday, August 14, 2012
Tuesday, March 20, 2012
PENANGANAN CEDERA ENGKEL PADA SAAT BERMAIN BULUTANGKIS
Setelah melihat salah seorang teman yang juga adalah atlit bulutangkis cidera saat bermain bulutangkis dan mengalami lateral sprain di ankle, akhirnya saya mencari referensi bagaimana seharusnya menangani cidera. Walaupun secara umum konsep dan prinsip penanganan cidera sudah dimiliki namun jarangnya diaplikasikan dalam suatu kejadian cidera karena pekerjaan tidak berhubungan dengan hal itu dan jarang pula mengalami kondisi tersebut, maka memori di otak semakin menipis juga. Kejadian cidera saat sore hari itu harus istirahat tidak bisa jalan kaki hampir 35 jam, setelah memasuki waktu sekitar 40 jam yang dilakukan penanganan dengan massage barulah kaki sebelah kiri bisa mengimbangi tugas kaki kanan dalam melaksanakan tugas berjalan. Walaupun masih ada sebagian otot dan ligamen belum bekerja dengan dengan sempurna karena masih terlihat sedikit peradangan.
Pelaksanaan pada pertolongan suatu kejadian cidera dalam keadaan darurat hampir semua cidera sama, baik sobekan otot, ligamen yang tergeliat, sakit pada persendian, maupun patah tulang. Ini merupakan suatu program yang terdiri dari empat bagian yang anda dapat ikuti sekalipun anda akan mencari bantuan dokter dan program ini disingkat menjadi RICE:
1. Rest = Istirahat
Setiap cidera yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung atau pertandingan sebaiknya diistirahatkan dahulu untuk diperiksa, diobservasi secara teliti, dan kemudian disiapkan secara optimal langkah-langkah penanggulangannya. Misalnya pemakaian taping atau bracing untuk kemudian dipertimbangkan kemungkinan untuk dapat melanjutkan pertandingan. Lama istirahat tergantung pada derajat cidera. Derajat cidera menentukan apakah penderita dapat segera kembali berlatih atau tidak. Pada prinsipnya cidera jaringan lunak anggota gerak tubuh diistirahatkan atau dibebaskan dari beban gerak selama 24-48 jam.
Setiap cidera yang terjadi pada saat kegiatan berlangsung atau pertandingan sebaiknya diistirahatkan dahulu untuk diperiksa, diobservasi secara teliti, dan kemudian disiapkan secara optimal langkah-langkah penanggulangannya. Misalnya pemakaian taping atau bracing untuk kemudian dipertimbangkan kemungkinan untuk dapat melanjutkan pertandingan. Lama istirahat tergantung pada derajat cidera. Derajat cidera menentukan apakah penderita dapat segera kembali berlatih atau tidak. Pada prinsipnya cidera jaringan lunak anggota gerak tubuh diistirahatkan atau dibebaskan dari beban gerak selama 24-48 jam.
2. Ice = Kompres Es
Tujuan pemberian kompres es adalah untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Kompres es pada suatu cidera akan efektif apabila rasa dingin dapat masuk cukup dalam dan lama ke dalam jaringan. Prinsipnya adalah makin besar otot atau sendi cidera, makin lama kompres es harus diberikan. Waktu kompres pada cidera lutut adalah minimal 30 menit sedangkan pada cidera otot paha minimal 45 menit. Kompres es diberikan 2-3 jam terus menerus segera setelah suatu cidera terjadi dan dilanjutkan dengan interval 30 menit selama 3-6 jam. Perhatikan reaksi kulit yang terjadi terhadap pelaksanaan kompres. Kompres es tidak diberikan langsung diatas kulit, akan tetapi es terlebih dahulu dibungkus dengan kantong plastik dan handuk kecil karena jika bersentuhan langsung dapat menyebabkan kerusakan kulit.
Tujuan pemberian kompres es adalah untuk mengurangi rasa sakit dan pembengkakan. Kompres es pada suatu cidera akan efektif apabila rasa dingin dapat masuk cukup dalam dan lama ke dalam jaringan. Prinsipnya adalah makin besar otot atau sendi cidera, makin lama kompres es harus diberikan. Waktu kompres pada cidera lutut adalah minimal 30 menit sedangkan pada cidera otot paha minimal 45 menit. Kompres es diberikan 2-3 jam terus menerus segera setelah suatu cidera terjadi dan dilanjutkan dengan interval 30 menit selama 3-6 jam. Perhatikan reaksi kulit yang terjadi terhadap pelaksanaan kompres. Kompres es tidak diberikan langsung diatas kulit, akan tetapi es terlebih dahulu dibungkus dengan kantong plastik dan handuk kecil karena jika bersentuhan langsung dapat menyebabkan kerusakan kulit.
3. Compression = kompresi/penekanan
Bersamaan dengan kompres es diberikan tekanan pada daerah cidera. Balutkanlah perban elastik dengan kuat diatas es, disekitar daerah yang cidera. Berhati-hatilah agar jangan membalut daerah tersebut terlalu kuat sehingga menghentikan suplai darah. Tanda-tanda terhentinya suplai darah adalah mati rasa, kejang, dan sakit. Jika timbul salah satu gejala tersebut, bukalah balutan tersebut dengan segera. Kalau tidak, biarkanlah kantong es dan pembalut tetap pada tempatnya selama 30 menit. Agar kulit tetap menjadi hangat kembali dan peredaran darah dapat pulih, bukalah balutan selama 15 menit.
Bersamaan dengan kompres es diberikan tekanan pada daerah cidera. Balutkanlah perban elastik dengan kuat diatas es, disekitar daerah yang cidera. Berhati-hatilah agar jangan membalut daerah tersebut terlalu kuat sehingga menghentikan suplai darah. Tanda-tanda terhentinya suplai darah adalah mati rasa, kejang, dan sakit. Jika timbul salah satu gejala tersebut, bukalah balutan tersebut dengan segera. Kalau tidak, biarkanlah kantong es dan pembalut tetap pada tempatnya selama 30 menit. Agar kulit tetap menjadi hangat kembali dan peredaran darah dapat pulih, bukalah balutan selama 15 menit.
4. Elevation = Ditinggikan
Bagian anggota gerak tubuh yang cidera sebaiknya ditempatkan di suatu tinggian untuk mengurangi aliran darah ke daerah cidera. Pembengkakan dapat dikurangi dengan cara bagian tubuh yang cidera ditinggikan sampai lebih tinggi dari posisi jantung.
Bagian anggota gerak tubuh yang cidera sebaiknya ditempatkan di suatu tinggian untuk mengurangi aliran darah ke daerah cidera. Pembengkakan dapat dikurangi dengan cara bagian tubuh yang cidera ditinggikan sampai lebih tinggi dari posisi jantung.
Jika cidera hebat, Anda dapat melanjutkan program RICE sampai selama 24 jam. Bila nyeri dan pembengkakannya menetap selama 48 jam setelah cidera, panaskanlah daerah tersebut. Pengobatan selanjutnya tergantung pada jenis jaringan yang menderita cidera.
5. Contrast Bath
Suatu alternatif penerapan panas dan dingin terkadang efektif menghilangkan reaksi peradangan yang ada. Dengan menggunakan dua baskom atau ember besar, satu diisi air panas 35 derajat celsius sampai 37 derajat celsius dan ember lainnya dengan air dingin 12,7 Celsius sampai 18,3 derajat Celsius. Bagian tubuh yang cidera direndam air panas selama 1 sampai 2 menit, diulang sampai beberapa kali, terakhir dengan mencelupkan ke dalam air dingin selama 4 sampai 5 menit, ini sebaiknya dilakukan setiap hari.
Suatu alternatif penerapan panas dan dingin terkadang efektif menghilangkan reaksi peradangan yang ada. Dengan menggunakan dua baskom atau ember besar, satu diisi air panas 35 derajat celsius sampai 37 derajat celsius dan ember lainnya dengan air dingin 12,7 Celsius sampai 18,3 derajat Celsius. Bagian tubuh yang cidera direndam air panas selama 1 sampai 2 menit, diulang sampai beberapa kali, terakhir dengan mencelupkan ke dalam air dingin selama 4 sampai 5 menit, ini sebaiknya dilakukan setiap hari.
6. Pusaran Air (Whirpool)
Pengobatan dengan pusaran air efektif mengurangi peradangan karena menambah beberapa manfaat dari adanya panas, ada juga efek pijat yang disebabkan oleh gelembung-gelembung udara dalam air. Ini membantu menambah sirkulasi pada bagian yang cidera. Pusaran air umumnya dapat diperoleh pada spa atau pada klub kesehatan. Seseorang yang mengalami masalah kronis membelinya sedikit, dan memang relatif tidak mahal untuk penggunaan di rumah. Baskom dengan satu unit vibrator lebih murah, namun sebenarnya menggunakan pusaran air atau hydrotherapy jauh lebih efektif. Terapi pusaran air digunakan dengan suhu air 36 sampai 40 derajat celcius selama 20 menit. Sebaiknya dilakukan setiap hari.
Pengobatan dengan pusaran air efektif mengurangi peradangan karena menambah beberapa manfaat dari adanya panas, ada juga efek pijat yang disebabkan oleh gelembung-gelembung udara dalam air. Ini membantu menambah sirkulasi pada bagian yang cidera. Pusaran air umumnya dapat diperoleh pada spa atau pada klub kesehatan. Seseorang yang mengalami masalah kronis membelinya sedikit, dan memang relatif tidak mahal untuk penggunaan di rumah. Baskom dengan satu unit vibrator lebih murah, namun sebenarnya menggunakan pusaran air atau hydrotherapy jauh lebih efektif. Terapi pusaran air digunakan dengan suhu air 36 sampai 40 derajat celcius selama 20 menit. Sebaiknya dilakukan setiap hari.
7. Pemijatan
Pemijatan merupakan suatu manipulasi jaringan-jaringan tubuh dengan tangan. Pijat ini berpengaruh terhadap sistem saraf, otot, dan sirkulasi darah. Pemijatan merupakan hal positif pada yang mengalami cidera-cidera karena dapat membantu mengurangi perlekatan di antara serat-serat otot dan membantu memindahkan timbunan cairan tubuh.
Pemijatan merupakan suatu manipulasi jaringan-jaringan tubuh dengan tangan. Pijat ini berpengaruh terhadap sistem saraf, otot, dan sirkulasi darah. Pemijatan merupakan hal positif pada yang mengalami cidera-cidera karena dapat membantu mengurangi perlekatan di antara serat-serat otot dan membantu memindahkan timbunan cairan tubuh.
Pemakaian pijat merupakan suatu perilaku yang bersifat insting. Pada saat bagian tubuh kita mengalami cidera, seperti pada otot, seseorang secara alami akan menggososkkan sebagian dari titik yang perih dan sakit tersebut. Hal ini membantu mengendurkan bagian tubuh tersebut dan dapat memberikan pertolongan sementara.
Bentuk dasar perawatan dapat dikembangkan dengan pijatan sendiri atau pijatan dengan bantuan orang lain. Terapi pijat meliputi banyak teknik yang menghasilkan adanya pengaruh-pengaruh spesifik yang diinginkan. Pengembangan dari teknik tersebut membutuhkan latihan dan praktek, tapi kebanyakan pemijatan dasar dapat dilakukan di dalam rumah. Sylvia Klein Olkin (1983), dalam artikelnya Massage for Runner dalam Running and Fitness, memberikan rekomendasi teknik-teknik berikut ini untuk memijat kaki sendiri dan pemijatan dengan bantuan orang lain.
Tindakan yang paling aman adalah dengan melakukan kompres dingin terlebih dahulu, kesalahan yang sering terjadi adalah melakukan pemijatan atau memberikan balsem pada daerah yang bengkak. Kompres panas dapat diberikan setelah dilakukan kompres dingin selama 24-48 jam.
Untuk mengurangi rasa nyeri, maka dapat dilakukan dengan cara memberikan balut tekan, kompres dingin, dan istirahat. Di samping itu dokter dapat memberikan obat yang dapat mengurangi rasa nyeri dari jenis analgetik.
Jika cidera telah mendekati sembuh dan bagian yang cidera telah dapat digunakan hampir normal maka perawatan saat ini bertujuan untuk: menyebarkan traumatic effusion; mencegah gerakan yang mengulur struktur cidera dan merusak jaringan yang sedang dalam perbaikan; membantu perbaikan; memperkuat otot-otot yang cidera, dan untuk memelihara kemungkinan gerak normal dari sendi yang mengalami cidera.
Menyebarkan traumatlc effusion dapat berarti menyebarkan darah bebas ke dalam jaringan-jaringan di sekelilingnya sehingga dapat dibuang oleh jaringan limpeh yang tidak rusak, di samping itu membantu pembuangan cairan sinovial yang berlebihan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara: a). Physio-therapy; Message, kompres panas dingin, latihan-latihan faradic stimulation, Galvanim, dapat diberikan untuk membantu penyebaran traumatic effusion. b). Strapping; Bagian yang cidera di strappad keras-keras dan dianjurkan untuk menggunakan bagian yang mengalami cidera sewajar mungkin. Pada cidera anggota bawah ini berarti juga meliputi: tekanan strapping pada otot-otot yang bergerak dan pada sendi berfungsi sebagai outo-massage yang dapat memperbaiki peredaran darah dan penyaluran lewat susunan Iymphatic. Strapping ini perlu diteruskan hingga traumatic effusion hilang sama sekali. Ini memerlukan waktu 2-3 hari sampai seminggu atau lebih, tergantung dari hebatnya cidera.
Untuk melindungi kulit, maka strapping dapat diberikan setelah bagian yang cidera ditutup dengan pembalut kapas biasa yang telah direndam dalam air dingin. Strapping harus melebihi ujung-ujung pembalut kapas itu sehingga melekat betul pada kulit. Tidak dianjurkan menggunakan strapping, jika terdapat syniovial-effiusion yang hebat. Sendi yang cidera cukup diberi balut tekan, anggota yang cidera diistirahatkan dan otot-otot diberi latihan kontraksi statis dari latihan lain yang tidak memberi beban berat dan tak menimbulkan akibat gerakan pada sendi yang cidera itu.
Untuk mencegah gerakan-gerakan yang mungkin mengulur struktur yang mengalami cidera, dan merusak jaringan yang sedang dalam perbaikan. dapat dilakukan dengan cara mengatur strapping sedemikian rupa hingga jaring yang cidera itu dalam keadaan kendor (relax). Namun, jika banyak otot yang rnengalami cidera, hal ini akan sulit untuk dikerjakan.
Untuk membantu perbaikan, maka ditempuh dengan cara memberikan terapi panas guna memperbaiki supplai darah kebagian yang mengalami cidera. Kompres panas yang bisa diberikan. Untuk memelihara kemungkinan gerak normal dari sendi yang mengalami cidera, dapat dilakukan cara: melakukan latihan-latihan penyembuhan secara bertahap sedikit demi sedikit sampai batas rasa nyeri. Kalau sendi tidak dilatih, gerakan dapat menjadi terbatas karena terbent`uknya penebalan dan pelekatan pada jaringan yang mengalami proses penyembuhan. Latihan-latihan itu adalah latihan mobility, yakni menggerakkan sendi sejauh mungkin sampai batas rasa sakit.
Jika bagian yang cidera hampir mendekati sembuh atau fungsi normalnya maka perawatan bertujuan untuk: membiasakan jaringan-jaringan yang mengalami cidera tanpa penunjang atau support, menghilangkan sisa-sisa effusion atau penebalan; menguatkan otot-otot dari bagian yang cidera dan mengembalikan gerakan sendi sepenuhnya.
Untuk membiasakan jaringan-jaringan yang mengalami cidera tanpa penunjang atau support, caranya ialah dengan memakai elastoplast strapping atau pembalut crepe. Kedua jenis support ini memungkinkan kebebasan gerak yang cukup lumayan. Tidak dianjurkan membuang support sebelum sembuh sama sekali. Kalau support dibuang sebelum cidera sembuh, akibatnya bagian yang cidera dapat bengkak lagi kalau digunakan Pembengkakan ini berakibat nyeri dan menimbulkan kekakuan. Bocornya cairan darah disebabkan karena berkurangnya tonus dinding kapiler yang telah biasa mendapat support dari adanya strapping.
Untuk menghilangkan sisa-sisa effusion atau penebalan, dapat dilakukan dengan cara memberikan strapping atau pembalut crepe yang merupakan auto massage. Di samping itu dapat diberikan perawatan dengan panas, latihan-latihan untuk penyembuhan dan massage friction yang mendalam.
Penggunaan otot-otot dari bagian yang cidera untuk mengembalikan gerakan sendi sepenuhnya, dapat dilakukan dengan cara pemberian macam-macam latihan penguatan dan penggerak, termasuk latihan-latihan melawan beban. Untuk termasuk latihan-latihan melawan beban. Untuk latihan berat, strapping jangan dilepas dulu.
6 LANGKAH MUDAH MENGHINDARI CIDERA PADA SAAT BERMAIN BULUTANGKIS
Bulutangkis termasuk permainan yang dibatasi net artinya tidak ada kontak tubuh dengan lawan secara langsung, tetapi tetap saja kemungkinan cidera pasti akan terjadi jika tidak diperhatikan baik dari faktor dalam maupun luar. Tips bulutangkis berikut adalah mengajarkan kita bagaimana mencegah cidera bermain bulutangkis.
1. Pemanasan (Warming up)
Tips menghindari cidera yang pertama sama seperti permainan lain, yaitu melakukan pemanasan secukupnya sebelum memulai permainan bulutangkis karena dengan melakukan pemanasan otot-otok tubuh kita akan lebih siap melakukan aktifitas lanjut yang lebih berat. Bulutangkis menuntut kita untuk menggerakkan seluruh anggota tubuh mulai dari kaki, tumit, tangan, jari, lengan, pergelangan tangan sampai pinggang. Jadi kita harus melakukan pemanasan secukupnya sebelum memulai permainan. Ingat jangan pernah lupa melakukan pemanasan sebelum memulai bermain bulutangkis. Lakukan pemanasan minimal 15 Menit, otot Anda akan lebih siap.
2. Sepatu Bulutangkis (Wear)
Kenakan sepatu bulutangkis yang memiliki permukaan tapak dengan bahan karet karena akan lebih kuat menempel di lapangan. Jangan mengenakan sepatu jogging biasanya dari bahan karbon sintetik untuk bulutangkis karena bisa membuat Anda terpeleset. Pakailah sepatu yang cocok untuk ukuran kaki Anda, terlalu sempit menyebabkan tumit atau jari kaki sakit, terlalu longgar tidak bisa menyebabkan keseleo atau cidera.
3. Kondisi Lapangan Bulutangkis (Course Condition)
Perhatikan kondisi lapangan bulutangkis yang Anda mainkan. Lapangan bulu tangkis bisa terbuat dari kayu, karpet, semen. jika dari kayu dan karpet biasanya air atau keringat bisa membuat Anda terpeleset, jika dari semen biasanya pasir atau kerikil. Jaga kebersihan lapangan, yakinkan lapangan Anda bebas dari air, keringat dan pasir.
4. Gerakan tubuh
Bulutangkis membutuhkan irama gerakan tubuh dengan kecepatan yang tinggi apalagi Anda mengejar shuttlecock yang dropshot, lalu rely dan saling bergantian. sedikit kesalahan gerakan anggota tubuh bisa menyebabkan cidera terutama pinggang, lutut dan paha. Jadi gerakan harus santai dan pemanasan juga sangat membantu.
5. Permainan Ganda. Hati-hati dengan raket teman Anda
Permainan ganda dalam bulutangkis bisa menyebabkan cidera karena kena pukulan raket dari teman satu tim. Bagi pemain profesional ini kemungkinan kecil sekali terjadi, tapi bagi yang amatir dan belum berpasangan sebelumnya hati-hati ya. Masih ada teman di lapangan :-)
Baca gerakan teman Anda, beri aba-aba untuk memberitahu teman Anda bahwa Anda yang akan membalikan shuttlecock.
6. Peregangan (Streching)
Peregangan ini sangat penting seusai bermain bulutangkis. Selesai bermain regangkan kaki Anda, duduk di lantai dengan posisi kaki lurus sejajar dengan lantai. Lemaskan otot terutama bagian kaki dengan memijat-mijat kecil bagian paha dan betis. Jangan duduk bersila atau menekuk kaki Anda karena bisa menghambat pembuluh darah setelah beraktifitas peredaran darah yang bergerak cepat. Jika salah posisi kadang bisa menyebabkan keram.
Dengan adanya tips di atas, mudah-mudahan bisa membantu Anda menghindari cidera saat bermain bulu tangkis.
1. Pemanasan (Warming up)
Tips menghindari cidera yang pertama sama seperti permainan lain, yaitu melakukan pemanasan secukupnya sebelum memulai permainan bulutangkis karena dengan melakukan pemanasan otot-otok tubuh kita akan lebih siap melakukan aktifitas lanjut yang lebih berat. Bulutangkis menuntut kita untuk menggerakkan seluruh anggota tubuh mulai dari kaki, tumit, tangan, jari, lengan, pergelangan tangan sampai pinggang. Jadi kita harus melakukan pemanasan secukupnya sebelum memulai permainan. Ingat jangan pernah lupa melakukan pemanasan sebelum memulai bermain bulutangkis. Lakukan pemanasan minimal 15 Menit, otot Anda akan lebih siap.
2. Sepatu Bulutangkis (Wear)
Kenakan sepatu bulutangkis yang memiliki permukaan tapak dengan bahan karet karena akan lebih kuat menempel di lapangan. Jangan mengenakan sepatu jogging biasanya dari bahan karbon sintetik untuk bulutangkis karena bisa membuat Anda terpeleset. Pakailah sepatu yang cocok untuk ukuran kaki Anda, terlalu sempit menyebabkan tumit atau jari kaki sakit, terlalu longgar tidak bisa menyebabkan keseleo atau cidera.
3. Kondisi Lapangan Bulutangkis (Course Condition)
Perhatikan kondisi lapangan bulutangkis yang Anda mainkan. Lapangan bulu tangkis bisa terbuat dari kayu, karpet, semen. jika dari kayu dan karpet biasanya air atau keringat bisa membuat Anda terpeleset, jika dari semen biasanya pasir atau kerikil. Jaga kebersihan lapangan, yakinkan lapangan Anda bebas dari air, keringat dan pasir.
4. Gerakan tubuh
Bulutangkis membutuhkan irama gerakan tubuh dengan kecepatan yang tinggi apalagi Anda mengejar shuttlecock yang dropshot, lalu rely dan saling bergantian. sedikit kesalahan gerakan anggota tubuh bisa menyebabkan cidera terutama pinggang, lutut dan paha. Jadi gerakan harus santai dan pemanasan juga sangat membantu.
5. Permainan Ganda. Hati-hati dengan raket teman Anda
Permainan ganda dalam bulutangkis bisa menyebabkan cidera karena kena pukulan raket dari teman satu tim. Bagi pemain profesional ini kemungkinan kecil sekali terjadi, tapi bagi yang amatir dan belum berpasangan sebelumnya hati-hati ya. Masih ada teman di lapangan :-)
Baca gerakan teman Anda, beri aba-aba untuk memberitahu teman Anda bahwa Anda yang akan membalikan shuttlecock.
6. Peregangan (Streching)
Peregangan ini sangat penting seusai bermain bulutangkis. Selesai bermain regangkan kaki Anda, duduk di lantai dengan posisi kaki lurus sejajar dengan lantai. Lemaskan otot terutama bagian kaki dengan memijat-mijat kecil bagian paha dan betis. Jangan duduk bersila atau menekuk kaki Anda karena bisa menghambat pembuluh darah setelah beraktifitas peredaran darah yang bergerak cepat. Jika salah posisi kadang bisa menyebabkan keram.
Dengan adanya tips di atas, mudah-mudahan bisa membantu Anda menghindari cidera saat bermain bulu tangkis.
Subscribe to:
Posts (Atom)