Pagelaran salah satu turnamen bulutangkis terbesar di dunia, Djarum Indonesia Open Series 2009, baru saja berakhir. Banyak kejutan yang terjadi. China yang semula diduga akan mendominasi semua lini ternyata harus memupus harapan sapu bersih mereka. Pebulutangkis muda asal India, Saina Nehwal, secara mengejutkan memberikan satu gelar bagi negaranya. Sayangnya, negara tuan rumah, Indonesia, ternyata harus ikut menelan pil pahit dan rela melepas semua gelar yang ada, ke tangan negara sahabat.
Djarum Super, meski demikian, tetap merasa bangga. Indonesia Open yang telah mereka dukung beberapa kali, untuk tahun ini khususnya, berjalan lancar. Tidak hanya setiap pertandingan yang berlangsung dihadiri secara antusias oleh masyarakat, pelaksanaan ajang internasional inipun dinilai berlangsung dengan lancar, dan meriah.
Taufik Hidayat, pemain andalan Indonesia yang kandas di final melawan Malaysia, mengakui peran Djarum dalam bulutangkis Indonesia. “Saya senang tahun ini dengan Indonesia Open, meskipun kalah, tapi penyelenggaraan dan partisipasi semua kalangan terasa besar dan hangat. Dan yang terutama peran Djarum selama ini menjadi penting bagi bulutangkis Indonesia,” katanya dalam suatu percakapan dengan Waspada Online.
Melihat sekeliling lapangan pertandingan, tak sedikit tokoh dan sosialita yang datang untuk menonton malam final. Selain pejabat yang juga turut hadir, Meutya Hafid, seorang wartawan daerah konflik tampak bergabung dalam barisan penonton.
“Saya bangga dengan Indonesia karena bisa menggelar ajang olah raga sebesar ini. Memang sayang sekali Indonesia kalah, tapi saya bangga karena kita berhasil menjadi tuan rumah suatu kompetisi cabang olah raga besar di dunia. Dan saya kira Djarum harus diberikan apresiasi karena memang komitmen mereka sangat tinggi pada badminton di Indonesia,” kata Meutya ditengah-tengah teriakan penonton.
Menilik ke belakang, bukan hanya beberapa tahun terakhir saja Djarum mendukung perkembangan bulutangkis di Indonesia. Bukan hanya menjadi sponsor utama terhadap event-event olahraga bulutangkis. Lebih dari itu, Djarum bahkan membentuk Perkumpulan Bulutangkis Djarum (PB Djarum), tempat menempa talenta bulutangkis sehingga menjadi pemain dunia.
Kisah keterlibatan Djarum sendiri dalam mendorong perkembangan bulutangkis Indonesia sendiri bermula pada tahun 1969. Didorong rasa cinta CEO PT Djarum, Budi Hartono, pada bulutangkis, serta para karyawannya, maka dijadikanlah tempat yang biasa dijadikan tempat melinting rokok para karyawan Djarum sebagai sebuah tempat dimana para karyawan Djarum dapat berlatih dan bermain bulutangkis. Lama kelamaan, tempat tersebut tidak hanya menjadi tempat berlatih para karyawan PT Djarum saja. Masyarakat sekitar pun mulai menggunakan tempat tersebut untuk tujuan yang sama.
Akhirnya, pada tahun 1974, terbentuklah PB Djarum secara resmi. Kala itu perkumpulan ini diketuai oleh Setyo Margono. Setelahnya, berbagai kisah mengagumkan pun bergulir dari tempat ini. Berbagai kemenangan satu persatu berhasil direguk oleh para pemain yang berlatih di tempat ini.
Liem Swie King, seorang pemain legenda bulutangkis Indonesia, adalah salah satu nama pemain PB Djarum yang sukses di masa awal. Bayangkan saja, Liem tercatat menjuarai kejuaraan bulutangkis paling prestisius, All England, sebanyak tiga kali. Tidak heran, lewat buku biografinya, Panggil Aku King, yang diluncurkan bulan lalu, Liem menyempatkan diri untuk berterima kasih atas peranan PT Djarum dalam menemukan bakat Liem dan mengajaknya untuk bergabung untuk berlatih di PB Djarum.
Saat itu, Liem mengenang dirinya ketika berusia 14 tahun, Djarum merekrutnya untuk melalui perjalanan yang tak terlupakan sebagai pebulutangkis Indonesia. Itulah sekilas pengakuan Liem kepada Waspada Online di Gelora Bung Karno, Jakarta.
Selain Liem Swie King, masih banyak nama-nama lain di bawah arahan PB Djarum yang berhasil mencuri perhatian peminat bulutangkis, baik di tingkat nasional maupun internasional. Sebut saja nama Alan Budi Kusuma, Ardy B Wiranata, Hariyanto Arbi, Christian Hadinata hingga Ivana Lie tercatat pernah merasakan pelatihan di PB Djarum.
Dedikasi tinggi yang ditunjukkan PT Djarum mungkin dilakukan atas dasar misi mereka, untuk membantu persatuan Indonesia dan mengharumkan nama bangsa dengan berprestasi di bidang perbulutangkisan dunia. Djarum percaya bahwa ada banyak talenta-talenta bulutangkis di tanah Indonesia.
Untuk itu, Djarum dengan sepenuh hati terus mendorong talenta-talenta ini untuk menjadi talenta terbaik dan paling bersinar di olahraga bulutangkis nasional maupun internasional.
Meski Indonesia tahun ini gagal, PT Djarum tetap berdiri tegak mengibarkan bendera Indonesia.
No comments:
Post a Comment